Hidup Nyaman Tanpa Listrik
Hidup Nyaman Tanpa Listrik
Kampung
Naga adalah sebuah kampung di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten
Tasikmalaya, Jawa Barat. Kampung ini terletak di lembah, sehingga untuk sampai
di sana kamu perlu turun melewati ratusan anak tangga. Letaknya yang
tersembunyi membuat kampung ini dapat mempertahankan nilai-nilai kearifan yang
dianggapnya perlu dilestarikan. Masyarakat disana masih memegang teguh adat
tradisi yang diturunkan oleh pendahulu mereka. Mereka juga menolak campur tangan
dari luar kampung terhadap kebijakan yang mereka jalani. Satu hal yang unik,
mereka masih bertahan hidup tanpa listrik. Bukan karena listrik tidak dapat
masuk ke kampung terpencil ini, tetapi justru karena penghuni kampung
menolaknya.
Mungkin kamu berpikir
bahwa tanpa listrik warga Kampung Naga hidup sengsara. Ternyata tidak! Mereka
hidup seperti biasa, tetap nyaman. Anak- anak pun belajar di sekolah seperti
teman-teman dari kampung yang lain. Bagaimana dengan di rumah? Mereka tetap
bisa mengerjakan tugas-tugas sekolah. Segera setelah pulang sekolah, sebelum
matahari terbenam mereka menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Sesekali ketika dibutuhkan,
mereka menggunakan lampu minyak sebagai penerangan ketika belajar.
Tanpa listrik, warga
Kampung Naga justru seakan sangat menghargai terang matahari. Dini hari, warga
sudah bangun untuk bersiap-siap melakukan kegiatannya. Ketika matahari mulai
terbit, semua sudah siap menjalankan peran masing-masing. Ayah ke sawah, ibu
menyiapkan masakan, anak-anak ke sekolah. Sore hari, menjelang matahari
terbenam keluarga sudah berkumpul di rumah, berbincang sejenak menceritakan kegiatan
masing-masing. Kudapan sore buatan ibu menjadi teman bercerita dalam keluarga.
Ketika matahari terbenam, pintu-pintu rumah sudah tertutup rapat. Sambil
menikmati hidangan makan malam, mereka melanjutkan bercerita, hingga tiba waktu
beristirahat. Cerita keluarga berlangsung seru, tanpa gangguan acara televisi.
Hanya terang bulan dan cahaya kunang-kunang yang membantu warga menikmati indahnya
malam.
Tanpa listrik, udara
malam di sana terasa sejuk, suasana pun tenang. Ketika di kota-kota besar, mobil,
bus, dan motor masih antri di jalan, para pekerja masih menghabiskan tenaga dan
bahan bakar kendaraan di keramaian malam, warga Kampung Naga sudah tidur
terlelap. Mereka mensyukuri terang matahari sebagai waktu untuk bekerja keras, mensyukuri
malam sebagai waktu untuk beristirahat, serta menghargai bumi tanpa energi
berlebih yang perlu dihabiskan. Di Kampung Naga, tanpa listrik warga tetap bisa
hidup dengan nyaman.
[Santi Hendriyeti]
Dikitip dari Buku Tema 2 Kelas 4 Kurikulum 2013
Comments
Post a Comment